Ketika kita jatuh cinta, dan mendambakan seseorang jadi jodoh kita. . . .
Namun kita tetap diam, mengendalikan hati untuk tidak tergesa-gesa mengutarakannya, maka yang ada adalah harapan. . .
Do’a kebaikan untuknya tak lupa kita panjatkan..
Semoga dia mampu menjadi hamba yang beriman..
Mengisi hari dengan kebaikan..
Semoga saja Allah mempertemukan, dan mempersatukan di saat yang tepat..
Saat dimana hanya ada perkenalan dengan cara islam yang berakhir dengan lamaran, bukan dengan hubungan bernama Pacaran.
Jika Allah TIDAK menghendaki kita berjodoh dengannya kerana mungkin ada seseorang yang lebih baik dari kita untuknya, dan ada yang lebih baik dari dia untuk kita. . .itulah nilai kepasrahan.
Namun.. Ketika kita jatuh cinta..
Lalu kita menjalinkan hubungan dengannya. Meskipun hanya didunia maya..
Meskipun hanya ingin mengenalnya dengan lebih lanjut..
Maka Syaitan akan ikut mengambil bahagian.....
Menyiksa hatimu dengan rindu yang menggebu..
Kemudian rindu berganti sayang penuh kehangatan,
tentang masa depan yang akan kita tempuhi bersama.
Senda gurau dan kemesraan yang kita bina seolah terasa indah
seolah tak ada yang salah. Kita tidak sadar bahawa apa yang sedang kita lakukan sekarang belum halal untuk dilakukan, dia bukan mahram kita
Seolah-olah yang menciptakan kebahagiaan di dunia kita hanyalah dia
Seolah-olah tanpa dia hidup kita tak kan ada Arti ..Na..
Seolah-olah tanpa dia kita kan kehilangan nyawa.
Akhirnya...... Ketika perpisahan terjadi, kerana Allah tak menghendaki kita dan dengannya hidup bersama.
atas nama cinta murtad pun berani dipilihnya.. Naudzubillah…
Semua orang berhak mencintai dan dicintai..
Tetapi bukan cinta yang tak diredhai.
Kebahagiaan yang harus dipilih seorang muslim haruslah kebahagiaan yang abadi.. Kebahagiaan yang hakiki.. Kebahagiaan yang ada disisi-Nya. Di Jannah-Nya.
Maka.. Mari saling mengingatkan dalam menatapi kesabaran..
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?. Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS al-‘Ankabuut [29]: 2-3)
Segala sesuatu
yang hendak menjauhkan kita dari-Nya hanyalah ujian..
Segala sesuatu yang hendak memaksa kita melanggar aturan-Nya hanyalah ujian..
Segala sesuatu yang hendak membuat kita mendustai Janji-Nya hanyalah ujian..
Mari mendekatkan diri pada-Nya, mari mencintai-Nya dengan sebenar-benar cinta.. Maka kita akan tahu, sesuatu yang membuatkan kita hilang kenikmatan menyembah pada-Nya akan segera engkau tinggalkan.
Izinkan Kami menikah tanpa Pacaran, Dengan penuh Kesabaran.. Dengan Penuh Perjuangan, Kemenangan itu ada jadwalnya, dan semua akan menjadi indah pada waktunya dengan RedhaMu..
Aamiin.
Namun kita tetap diam, mengendalikan hati untuk tidak tergesa-gesa mengutarakannya, maka yang ada adalah harapan. . .
Do’a kebaikan untuknya tak lupa kita panjatkan..
Semoga dia mampu menjadi hamba yang beriman..
Mengisi hari dengan kebaikan..
Semoga saja Allah mempertemukan, dan mempersatukan di saat yang tepat..
Saat dimana hanya ada perkenalan dengan cara islam yang berakhir dengan lamaran, bukan dengan hubungan bernama Pacaran.
Jika Allah TIDAK menghendaki kita berjodoh dengannya kerana mungkin ada seseorang yang lebih baik dari kita untuknya, dan ada yang lebih baik dari dia untuk kita. . .itulah nilai kepasrahan.
Namun.. Ketika kita jatuh cinta..
Lalu kita menjalinkan hubungan dengannya. Meskipun hanya didunia maya..
Meskipun hanya ingin mengenalnya dengan lebih lanjut..
Maka Syaitan akan ikut mengambil bahagian.....
Menyiksa hatimu dengan rindu yang menggebu..
Kemudian rindu berganti sayang penuh kehangatan,
tentang masa depan yang akan kita tempuhi bersama.
Senda gurau dan kemesraan yang kita bina seolah terasa indah
seolah tak ada yang salah. Kita tidak sadar bahawa apa yang sedang kita lakukan sekarang belum halal untuk dilakukan, dia bukan mahram kita
Seolah-olah yang menciptakan kebahagiaan di dunia kita hanyalah dia
Seolah-olah tanpa dia hidup kita tak kan ada Arti ..Na..
Seolah-olah tanpa dia kita kan kehilangan nyawa.
Akhirnya...... Ketika perpisahan terjadi, kerana Allah tak menghendaki kita dan dengannya hidup bersama.
atas nama cinta murtad pun berani dipilihnya.. Naudzubillah…
Semua orang berhak mencintai dan dicintai..
Tetapi bukan cinta yang tak diredhai.
Kebahagiaan yang harus dipilih seorang muslim haruslah kebahagiaan yang abadi.. Kebahagiaan yang hakiki.. Kebahagiaan yang ada disisi-Nya. Di Jannah-Nya.
Maka.. Mari saling mengingatkan dalam menatapi kesabaran..
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?. Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS al-‘Ankabuut [29]: 2-3)
Segala sesuatu
yang hendak menjauhkan kita dari-Nya hanyalah ujian..
Segala sesuatu yang hendak memaksa kita melanggar aturan-Nya hanyalah ujian..
Segala sesuatu yang hendak membuat kita mendustai Janji-Nya hanyalah ujian..
Mari mendekatkan diri pada-Nya, mari mencintai-Nya dengan sebenar-benar cinta.. Maka kita akan tahu, sesuatu yang membuatkan kita hilang kenikmatan menyembah pada-Nya akan segera engkau tinggalkan.
Izinkan Kami menikah tanpa Pacaran, Dengan penuh Kesabaran.. Dengan Penuh Perjuangan, Kemenangan itu ada jadwalnya, dan semua akan menjadi indah pada waktunya dengan RedhaMu..
Aamiin.
SEMOGA BERMANFAAT....^-^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar